Banyak
hal yang perlu kita ketahui, salah satunya sebuah larangan yang memang sudah di
peringatkan oleh leluhur kita. Namun terkadang, larangan tersebut sengaja untuk
di langgar, yang akhirnya menimbulkan mala petaka.
Larangan
yang sering kali kita jumpai, adalah ketika kita pergi kesebuah gunung, banyak
sekali larangan yang sudah di peringatkan disana. Mulai dari larangan untuk
berkata kasar, bertingkah senonoh, merusak alam, dan lain sebagainya. Namun,
apakah itu sebagai jaminan bahwa setiap orang akan melakukan nya untuk
menghindari semua larangan tersebut?
Tidak
pernah ada yang tau, karna semua itu timbul dari diri sendiri.
• • •
Yuliana
Anggraini kerap kali ku bertemu dengannya, banyak hal yang aku pelajari
darinya. Hobby mendaki gunung dan juga mengambil foto menggunakan kamera
andalannya. Kami dipertemukan untuk pertama kalinya di sebuah Cafe lalu
kami berteman dengan baik Setelahnya. Ketahui lah, Dia bukan Manusia, ia sudah
meninggal 3 Tahun lalu, dan Yulia, inilah kisahnya.
“Cuy.
Kelar UN nanjak yu! “ usul temanku bernama Angga.
Saat
itu kami semua sedang di fokuskan UN, dan ini hari keempat sekaligus pelajaran
terakhir kami di Ujian Nasional ini. Aku, Suci, Angga, Reva, dan juga Dewa,
sedang berkumpul di bawah pohon Rambutan sekolah, ya itulah tempat berkumpul
kami dari saat kita masih SMP, dan kini kami SMA menuju kelulusan.
Kami
semua selalu merencanakan untuk pergi mengistirahatkan pikiran ketika ujian
serta tugas memasuki pikiran, dan setelah UN tiba, kami merencanakan sesuatu
untuk pergi menuju salah satu puncak gunung yang terdapat di Indonesia.
Seminggu
setelah UN, kami libur selama seminggu, dan di waktu itulah yang kami gunakan
untuk menjernihkan pikiran.
“Besok
semua ikut nanjak kan? “ tanya Dewa,
“Ya
pasti! “ cetus Suci, “Ya kali kaga! “ Desak Reva.
“Trus
lu gimana Yul? Ikut? “ Tanya Dewa,
“Cap
cussss! “ Seru ku.
“Oke
lah kita otw bareng-bareng! “
“Okeeeeeee!
“ Seru semua orang.
Keesokan
harinya, di hari libur ketiga, kami bergegas pergi menuju Gunung Cikuray.
Selama perjalanan aku hanya fokus dengan kamera yang aku bawa, sesekali aku
usil mengambil foto teman-teman ku ketika sedang tidur di mobil.
Setelah
sekian lama kami di perjalanan, akhirnya kami pun tiba di daerah dekat gunung,
dan kami bergegas menginap di penginapan terdekat, untuk kami beristirahat
semalaman disana.
Keesokan
harinya, di pagi buta sekali, kami sudah bergegas menuju Gunung yang sudah kami
nantikan puncaknya, dengan keadaan rasa kantuk yang masih melekat pada tubuh,
membuat kami bermalas-malasan selama di jalan.
Namun,
tak ada yang menyangka, kami semua tiba di jalan utama sebelum kami mendaki
gunung, aku sudah menyiapkan kamera lalu berfoto bersama disana.
Teman
ku sempat berpesan untuk tidak sembarangan dalan mengucapkan sesuatu. Namun
karna aku ingin mencari sebuah penampakan yang kemudian aku ambil di kamera ku,
maka aku tantang mereka untuk keluar dengan mengucapkan “Gua tantang kalian keluar! Cepet!“ Namun hasilnya tidak ada
siapapun, dan bahkan tidak ada apa-apa yang terjadi ketika kami sampai di
puncak dan kembali ke rumah masing-masing.
Tetapi,
tidak di hari setekah kami pulang dari gunung, aku kerap kali mimpi seram di
datangi seorang perempuan berwajah seram. Dan suatu ketika aku bangun tidur di
tengah malam, terdapat wanita di depan mata ku. Aku terkejut, dan dia
mengatakan “Aku akan terus mengikuti mu!
“
Aku
lari keluar kamar, dan pergi menuju kamar mandi. Namun wanita itu tetap
mengikuti ku dengan menampakkan dirinya di balik cermin.
Selama
empat hari aku terus di ikuti tak ada hentinya, sampai aku merasa gila
ketakutan, dan ingin menghilangkan nyawa karna hal itu.
Dan
rencana itu aku wujudkan, di hari ke-5 pukul 11.00 malam, dengan loncat dari
jendela kamarku keluar rumah, tertusuk pagar besi dan tergantung di pagar itu.
Sempat
aku lihat wajah wanita itu sebelum akhirnya aku berhenti untuk bernafas.
•••
Banyak
hal yang bisa kita ambil darinya, salah satunya yaitu Harus tau tempat.
Kita
boleh bercanda, namun harus melihat tempatnya, jangan sampai candaan tersebut
menjadi mala petaka terhadap hidup kita.
“Dan
satu hal yang terpenting, jangan pernah takut dengan kami. Karna akami hanya
wujud, tidak seperti manusia yang bisa membunuh. “ - Yuliana.
TAMAT.