Mereka : Yuliana - Sesaat Pintar -->

Friday, April 5, 2019

Mereka : Yuliana

Mereka : Yuliana

Banyak hal yang perlu kita ketahui, salah satunya sebuah larangan yang memang sudah di peringatkan oleh leluhur kita. Namun terkadang, larangan tersebut sengaja untuk di langgar, yang akhirnya menimbulkan mala petaka.
Larangan yang sering kali kita jumpai, adalah ketika kita pergi kesebuah gunung, banyak sekali larangan yang sudah di peringatkan disana. Mulai dari larangan untuk berkata kasar, bertingkah senonoh, merusak alam, dan lain sebagainya. Namun, apakah itu sebagai jaminan bahwa setiap orang akan melakukan nya untuk menghindari semua larangan tersebut?
Tidak pernah ada yang tau, karna semua itu timbul dari diri sendiri.

• • •

Yuliana Anggraini kerap kali ku bertemu dengannya, banyak hal yang aku pelajari darinya. Hobby mendaki gunung dan juga mengambil foto menggunakan kamera andalannya. Kami dipertemukan untuk pertama kalinya di sebuah Cafe  lalu kami berteman dengan baik Setelahnya. Ketahui lah, Dia bukan Manusia, ia sudah meninggal 3 Tahun lalu, dan Yulia, inilah kisahnya.

“Cuy. Kelar UN nanjak yu! “ usul temanku bernama Angga.
Saat itu kami semua sedang di fokuskan UN, dan ini hari keempat sekaligus pelajaran terakhir kami di Ujian Nasional ini. Aku, Suci, Angga, Reva, dan juga Dewa, sedang berkumpul di bawah pohon Rambutan sekolah, ya itulah tempat berkumpul kami dari saat kita masih SMP, dan kini kami SMA menuju kelulusan.
Kami semua selalu merencanakan untuk pergi mengistirahatkan pikiran ketika ujian serta tugas memasuki pikiran, dan setelah UN tiba, kami merencanakan sesuatu untuk pergi menuju salah satu puncak gunung yang terdapat di Indonesia.

Seminggu setelah UN, kami libur selama seminggu, dan di waktu itulah yang kami gunakan untuk menjernihkan pikiran.

“Besok semua ikut nanjak kan? “ tanya Dewa,

“Ya pasti! “ cetus Suci, “Ya kali kaga! “ Desak Reva.

“Trus lu gimana Yul? Ikut? “ Tanya Dewa,

“Cap cussss! “ Seru ku.

“Oke lah kita otw bareng-bareng! “

“Okeeeeeee! “ Seru semua orang.

Keesokan harinya, di hari libur ketiga, kami bergegas pergi menuju Gunung Cikuray. Selama perjalanan aku hanya fokus dengan kamera yang aku bawa, sesekali aku usil mengambil foto teman-teman ku ketika sedang tidur di mobil.
Setelah sekian lama kami di perjalanan, akhirnya kami pun tiba di daerah dekat gunung, dan kami bergegas menginap di penginapan terdekat, untuk kami beristirahat semalaman disana.

Keesokan harinya, di pagi buta sekali, kami sudah bergegas menuju Gunung yang sudah kami nantikan puncaknya, dengan keadaan rasa kantuk yang masih melekat pada tubuh, membuat kami bermalas-malasan selama di jalan.
Namun, tak ada yang menyangka, kami semua tiba di jalan utama sebelum kami mendaki gunung, aku sudah menyiapkan kamera lalu berfoto bersama disana.

Teman ku sempat berpesan untuk tidak sembarangan dalan mengucapkan sesuatu. Namun karna aku ingin mencari sebuah penampakan yang kemudian aku ambil di kamera ku, maka aku tantang mereka untuk keluar dengan mengucapkan “Gua tantang kalian keluar! Cepet!“ Namun hasilnya tidak ada siapapun, dan bahkan tidak ada apa-apa yang terjadi ketika kami sampai di puncak dan kembali ke rumah masing-masing.

Tetapi, tidak di hari setekah kami pulang dari gunung, aku kerap kali mimpi seram di datangi seorang perempuan berwajah seram. Dan suatu ketika aku bangun tidur di tengah malam, terdapat wanita di depan mata ku. Aku terkejut, dan dia mengatakan “Aku akan terus mengikuti mu! “

Aku lari keluar kamar, dan pergi menuju kamar mandi. Namun wanita itu tetap mengikuti ku dengan menampakkan dirinya di balik cermin.
Selama empat hari aku terus di ikuti tak ada hentinya, sampai aku merasa gila ketakutan, dan ingin menghilangkan nyawa karna hal itu.

Dan rencana itu aku wujudkan, di hari ke-5 pukul 11.00 malam, dengan loncat dari jendela kamarku keluar rumah, tertusuk pagar besi dan tergantung di pagar itu.
Sempat aku lihat wajah wanita itu sebelum akhirnya aku berhenti untuk bernafas.

•••

Banyak hal yang bisa kita ambil darinya, salah satunya yaitu Harus tau tempat.
Kita boleh bercanda, namun harus melihat tempatnya, jangan sampai candaan tersebut menjadi mala petaka terhadap hidup kita.
“Dan satu hal yang terpenting, jangan pernah takut dengan kami. Karna akami hanya wujud, tidak seperti manusia yang bisa membunuh. “  - Yuliana.


TAMAT.

Disqus comments