Ingat kejadian yang
menewaskan 100 orang lebih akibat kecelakaan Kereta api 32 tahun silam? Ya
bintaro, tepatnya Tragedi Bintaro. Sempat menjadi sorotan media negara luar,
karna kecelakaan ini tercatat sebagai kecelakaan tragis dalam perkereta apian
Indonesia.
Dan di cerita
kali ini, aku akan menceritakan tentang seseorang yang ikut menjadi salah satu
dari korban kecelakaan tersebut.
• • •
Pukul 04.11 dini
hari, terdapat seorang pria yang sedang menunggu kabar kelahiran anaknya di
tempat kerjanya. Kala itu ia sedang duduk didepan kontruksi pembangunan bersama
rekannya, sembari menceritakan kegelisannya menunggu kabar kelahiran anaknya. Pria
tersebut bernama Sunaryo.
“ Kalo bisa saya
izin, saya pengen izin dulu sehari ini saja. Mau nemenin bini lahiran, rasanya
ga tega kalo bini lahiran saya disini bukannya disana menemaninya. “
“ya mau begimana
Yo, mandor kita kan begitu. “
“iya sih, tapi
untungnya saya dapat bantuan dari beliau. Jadi saya Cuma kerja samapi jam 5,
jadi nanti saya bisa nemuin istri. “
“Wah enak tu yo!
“
“moga saja sampai
disana dengan tepat. “
“Amiin. “
“Udah Ayo lanjut
kerja lagi! “
“Ayo!”
Lalu mereka
kembali berkerja, namun belum sempat Naryo berkerja, mandornya mengatakan bahwa
Naryo diizinkan pulang sekarang, alhasil Naryo senang kegirangan.
Ia bergegas pergi
ketumahnya untuk mengganti pakaian, lalu setelah itu pergi ke stasiun untuk
pergi kerumah sakit menggunakan kereta.
Di perjalanan
menuju stasiun, ia merasa ada yang aneh dengan dirinya, perasaan tak enak kian
muncul disetiap langkahnya. Sampai pada akhirnya ia sampai di Stasiun Sudimara,
lalu membeli tiket dan duduk di kursi sambil menunggu kereta. Perasaan aneh
masih terus bermunculan, sampai pada akhirnya ada yang mengajaknya berbicara.
“Mau kemana mas?
“
“Mau nemuin istri
lahiran. “
“Hati-hati ya,
semoga kamu bisa bertemu dengan anak kamu! “
Sunaryo heran
dengan apa yang diucapkan orang tak ia kenali, namun ia mengabaikan itu dan
pergi menuju kereta karna kereta tersebut sudah ada di depannya. Ketika Naryo
sudah bersiap-siap ingin masuk kedalan gerbong tersebut, seseorang berbicara
kepadanya, “Jangan naik kereta ini! “ Naryo menoleh ke arahnya, lalu kembali
melihat ke arah kereta “Kereta ini? “ ucapnya sambil menoleh kepada orang yang
tadi berbicara kepadanya.
Namun seketika,
tidak ada orang tersebut di dekatnya. Ia hanya bisa mengabaikan, lalu pergi
kedalam gerbong kereta tersebut.
Didalamnya, ramai
sekali, dan tidak lama keretapun melaju. “Selamat
memulai hidup yang baru! “ suara bisikan terdengar jelas pada telinga Naryo
sontak ia terkejut, namun lagi-lagi entah siapa yang barusan berbicara.
Rasanya belum ada
1 jam perjalanan didalam kereta,namun rasa panik seketika mengguncang seisi
gerbong. Tuas rem mendadak di tarik supaya tidak terjadi tabrakan, namun semua
itu sudah terlambat. Naryo merasa hidupnya akan berakhir di dalam gerbong berapi ini, dan benar saja, seketika semua yang ia liat berubah hitam sama
seperti yang terjadi pada korban lainnya. Tragedi Bintaro.
Tamat